ISO (International Organization for Standardization)

Jika dahulu kita pernah mendengar kata ASA, maka sekarang istilah tersebut sudah jarang digunakan. Istilah ASA (American Standard Association) saat ini telah diganti dengan ISO. ASA digunakan pada era analog dan ISO digunakan di era digital. Mekipun istilahnya berubah, intinya tetap sama.
ISO adalah satuan untuk mengukur tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya, semakin tinggi angkanya, semakin sensitif sensornya. Di era analog yang menggunakan film sebagai media perekam gambar juga memiliki tingkat sensitifitas yang ditandai dengan satuan ASA. Semakin tinggi ASA, maka film yang digunakan akan menjadi semakin sensitif. Sedikit saja cahaya mengenai permukaan film maka film akan lebih cepat merekam cahaya tersebut dibandingkan film dengan ASA lebih rendah.
ISO memiliki satuan angka yang sama. Pada umumnya angka yang sering digunakan adalah ISO100, ISO200, ISO400, ISO800, ISO1600, ISO3200 dan seterusnya. Di era digital saat ini ISO sudah bisa di ekspansi lebih jauh menjadi ISO125, ISO160, ISO250, ISO320, ISO640 yang merupakan expansi diantara angka ISO yang sudah ada.
ISO memiliki angka numerik yang khas, biasanya kelipatan 100, jadi jangan sampai keliru antara ISO dengan seting yang lain pada saat membaca panel. Gambar di sebelah kanan berikut adalah contoh ISO yang ada di LCD panel kamera (perhatikan angka berwarna hitam).
Jangan lupa bahwa ISO pada kamera-kamera keluaran terbaru juga sudah bisa diekspansi ke angka yang bukan lagi kelipatan 100 seperti yang baru saja saya katakan.
ISO rendah (ISO100, ISO200) digunakan pada saat pencahayaan yang ada jumlahnya cukup, misalnya pada saat siang hari dan di luar ruangan. Sedangkan ISO tinggi (ISO400 ke atas) digunakan pada saat pencahayaan redup seperti pada saat malam hari atau di dalam ruangan.
Jaman dahulu, film dengan ASA tinggi harganya sangat mahal. Sehingga jika kita melihat orang membawa film dengan ASA tinggi (>1600), bisa dipastikan orang tersebut ber-‘duit’. Tapi saat ini kita tinggal mengaturnya di bodi kamera tanpa harus mengeluarkan ‘duit’. Amin!
Mengapa ISO rendah digunakan pada saat jumlah cahaya cukup? Dan mengapa ISO tinggi digunakan di keadaan yang sebaliknya? Semakin tinggi ISO semakin sensitif sensornya terhadap cahaya. Di siang hari dimana cahaya matahari sangat kuat, kita tidak memerlukan sensor yang sensitif karena cahaya matahari cukup banyak dan berlimpah serta mampu memberikan cahaya kepada ISO rendah.
Tapi berbeda situasinya jika kita berada di ruangan redup seperti di dalam kafe atau restoran dimana pada umumnya di tempat tersebut cahayanya redup karena ingin menciptakan nuansa romantis. Pada saat seperti itu kita memerlukan sensor dalam keadaan sensitif terhadap cahaya sehingga cahaya redup dapat direkam dengan baik, oleh karena itu kita memerlukan ISO yang lebih tinggi.
Jika menggunakan ISO tinggi pada saat di luar ruangan, maka foto-foto yang dihasilkan sangat mudah terbakar. Sebaliknya jika menggunakan ISO rendah di dalam ruangan, kebanyakan foto menjadi gelap. Kita harus menggunakan setingan ISO yang paling cocok untuk kondisi cahaya dimana kita berada.
Penggunaan seting ISO yang berbeda memberikan efek terhadap hasil foto yang didapatkan. Sayangnya, perbedaan tersebut cenderung memberikan efek yang tidak baik terhadap sebuah foto. ISO yang tinggi menyebabkan sensor kamera menjadi cepat panas dan karenanya hasil foto yang menggunakan ISO tinggi kerap memiliki apa yang disebut dengan grainy atau noise.
Grainy atau noise adalah efek yang diberikan kamera dengan seting ISO tinggi berupa sebentuk kotoran menyerupai debu yang menyelubungi seluruh bagian foto. Semakin tinggi seting ISO, semakin mudah hasil foto terkena efek grainy. Berikut adalah perbandingan hasil foto yang menggunakan ISO rendah dan ISO tinggi.
Perbedaan ISO100 (rendah) dengan ISO 12800 (tinggi)
- klik pada gambar untuk memperbesar
Kedua foto di sebelah kiri merupakan foto yang identik. Sebelah kiri adalah foto yang menggunakan ISO100, kemudian dengan posisi yang sama seting dirubah ke ISO12800 dan menghasilkan gambar sebelah kanan. Lihat bedanya? Jika diperhatikan lebih dalam, foto sebelah kanan memiliki tekstur yang lebih kasar. Bisa dilihat dari warna putih keabu-abuan di bagian kanan atas di setiap foto.
Dalam kondisi melihat foto secara utuh, efek grainy kurang terlihat terlebih jika pemotretan menggunakan kamera dengan teknologi terbaru. Biasanya teknologi kamera keluaran terbaru mampu mengurangi efek grainy cukup signifikan. Grainy akan semakin jelas terlihat jika di zoom-in lebih dalam dalam lagi.
Meskipun demikian bukan berarti tidak ada orang yang menyukai grainy. Efek grainy juga banyak digunakan untuk foto agar memberikan kesan tua atau foto lama. Biasanya digunakan untuk foto hitam putih.
Jika lebih sering terganggu dengan efek grainy ini, maka gunakan ISO serendah mungkin ketika hendak memotret. Tetapi jika keadaan memaksa, menaikkan ISO bukan pilihan yang buruk. Di tempat yang remang-remang seringkali hasil foto menjadi goyang karena menggunakan speed yang lambat, untuk itu lebih baik menaikkan ISO agar bisa menggunakan speed yang normal. Bagaimanapun hasil foto grainy masih lebih baik daripada foto yang blur atau tidak fokus.