Shutter Speed

Di dalam bodi kamera terdapat alat yang bertugas mengatur lamanya cahaya masuk ke dalam sensor. Alat itu disebut shutter speed atau dalam bahasa Indonesia disebut kecepatan rana dan lebih sering disebut dengan speed.
Speed dapat diatur lama terbukanya. Untuk kamera DSLR umumnya dapat disetel dari mulai speed paling lambat yaitu 30” (detik) sampai dengan yang paling cepat 1/4000” tergantung tipe kamera. Kamera DSLR profesional bisa sampai 1/8000” atau 1/12000”. Bisa membayangkan 1/12000” cepatnya seperti apa?
Pengaturan speed berguna agar cahaya yang masuk ke dalam sensor tidak berlebihan (jika terlalu lama terbuka) sehingga over exposure dan tidak pula kekurangan (terlalu cepat terbuka) atau under exposure.
Gambar di sebelah kiri adalah informasi speed yang terdapat di panel kamera. Angka 400, berarti speed yang digunakan adalah 1/400”. Sedangkan jika angka yang tertera adalah 4”, berarti speed yang digunakan adalah 4 detik. Jika yang tertera adalah 3”2, berarti speed yang digunakan adala 3,2 detik. Cukup mudah kan menghapalnya?
Dalam kondisi pemotretan normal menggunakan tangan (handheld), speed yang umum digunakan adalah 1/60”. 1/60” merupakan kecepatan yang normal untuk mengambil momen-momen yang pergerakannya juga normal seperti aktifitas manusia sehari-hari. Dibawah 1/60”, kita harus mewaspadai pergerakan tangan kita yang mungkin akan mempengaruhi hasil foto dikarenakan tangan kita yang tidak mungkin 100% diam.
Speed memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil foto. Semakin cepat speed, semakin freeze (membeku) foto yang dihasilkan. Dan sebaliknya, jika speed lambat akan mengakibatkan foto menjadi blur. Objek yang bergerak memerlukan speed yang cukup untuk ‘mengunci’-nya agar tidak blur pada saat difotonya. Jika memotret objek bergerak, saatnya menggunakan mode S/Tv dan menyerahkan seting diafragma kepada kamera agar hasil foto tidak blur karena pergerakan objek. Dibawah adalah contoh perbandingan foto yang menggunakan speed berbeda.
Speed tinggi 1/1250" (kiri) dan speed lambat 1/40" (kanan)
- klik gambar untuk memperbesar
Foto di atas adalah contoh memotret objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi (kiri). Seting foto tersebut menggunakan speed 1/1250”. Ketika melintas, sepeda motor tersebut saya perkirakan memiliki kecepatan 50km/jam. Dengan menggunakan speed tinggi, saya dapat menangkap momen secara detail dan seolah membeku. Dapat dilihat percikan air yang menyembur dari bagian belakang sepeda motor, latar belakang yang sangat jelas, dan jari-jari roda sepeda motor yang dapat terlihat dengan jelas seolah sepeda motor tersebut sedang diam.
Terkadang untuk memotret objek bergerak cepat kita ingin mendapatkan efek kecepatan dari sang objek. Jika foto di sebelah kiri objeknya tampak diam membeku, kita bisa juga memotretnya dengan cara yang berbeda untuk mendapatkan efek ‘ngebut’ dengan menggunakan speed lambat. Kegiatan ini disebut dengan panning, seperti yang ada di foto sebelah kanan.
Pada foto sebelah kanan, bisa dilihat bagian latar belakang dari motor ini tampak blur karena pergerakan dan jari-jari roda motor tidak terlihat karena sedang berputar. Ini dikarenakan foto tersebut diambil menggunakan speed lambat, yaitu 1/40”. Ketika motor melaju dengan kecepatan tinggi, waktu 1/40” merupakan waktu yang cukup lambat sehingga laju motor dapat terekam pergerakannya selama 1/40”.
Untuk mendapatkan efek ini, kita harus fokus di objek lalu menekan tombol shutter sambil menggerakkan kamera searah dengan objek. Dengan cara tersebut kita dapat memperoleh foto dengan objek yang fokus namun dengan latar belakang blur yang membuat objek tampak sedang melaju kencang. Lain halnya jika saya menggunakan speed tinggi seperti di foto sebelah kiri, laju motor tidak sempat terekam dan tampak diam karena speed yang digunakan begitu tinggi yaitu 1/1250”. Baik speed cepat maupun lambat, keduanya sering digunakan karena memberikan efek positif yang berbeda seperti pada dua foto berikut.
Foto dengan speed tinggi (kiri) dan speed lambat (kanan)
- klik gambar untuk memperbesar
Hal yang perlu diketahui adalah, ketika menggunakan speed tinggi kita tidak perlu khawatir untuk memotret menggunakan tangan. Speed yang begitu tinggi tidak akan menangkap pergerakan tangan kita yang goyang setiap saat. Tapi sebaliknya, jika kondisi mengharuskan menggunakan speed lambat seperti pada foto spion mobil di atas, kita perlu menyangga kamera di tempat yang solid atau gunakan tripod. Tanpa penyangga, jangan harap akan mendapatkan hasil yang bagus.
Speed dikatakan tinggi adalah bila mencapai kecepatan minimum 1/80”. 1/60” adalah speed notmal, dan dibawah 1/60” adalah speed lambat. Selalu ingat di kepala bahwa 1/60” adalah batas bawah kita boleh menggunakan tangan langsung untuk memotret. Dibawah ini, pikirkan untuk mencari penyangga. Entah mencari meja untuk menopang tangan, letakkan kamera di atas meja atau pakai tripod.
Sedikit saja terjadi blur pada objek yang diakibatkan speed terlalu lambat, maka hasil foto bisa dibilang gagal.