Mengenal Fisik Lensa

Kebanyakan orang khususnya fotografer sudah dan dapat mengerti dengan mudah mengenai penggolongan lensa baik wide dan tele ataupun fix dan zoom. Tapi Apakah mereka sudah mengerti apa saja yang terdapat di dalam lensa yang dimiliki? Mari kita bahas satu persatu

Focal Length
Kita sudah membahas focal length, yaitu jarak antara bagian pusat lensa dengan titik fokus dan memiliki satuan milimeter (mm). Setiap lensa pasti memiliki fl yang merupakan identitas utama dari sebuah lensa.
Jika lensa Anda 85mm maka jarak antar pusat lensa dengan titik fokus adalah 85mm. Jika focal length yang tertulis adalah 100mm, maka lensa tersebut merupakan lensa fix. Sedangkan jika yang tertulis adalah 24-105mm, maka lensa tersebut merupakan lensa zoom yang mampu bergerak dari 24mm sampai 105mm.

Diafragma
Setiap lensa memiliki diafragma yang berbeda-beda dan seperti focal length, diafragma pada sebuah lensa juga ada yang fix dan ada yang non-fix (bukan 'zoom' namanya :p) dan khusus yang non fix pasti terdapat di lensa zoom. Sedangkan diafragma yang fix pasti terdapat di lensa fix dan sebagian lensa zoom. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak contoh berikut.
Kita ambil contoh lensa fix yaitu lensa 50mm f/1.4. Dari kode tersebut, maka kita bisa tau bahwa diafragma terbesar yang dimiliki lensa tersebut adalah f/1.4, sedangkan diafragma terkecil biasanya tidak dicantumkan pada kode lensa. diafragma tersebut fix karena lensanya juga fix
Contoh kedua dalah lensa 18-55mm f/3.5-5.6. Ini berarti, ketika kita menggunakan lensa tersebut pada fl 18mm, diafragma terbesar yang dapat digunakan adalah f/3.5, tetapi, ketika kita melakukan zoom ke 55mm maka diafragma terbesar yang dapat digunakan adalah f/5.6. Bisa kita lihat pada angka diafragma di kamera kita jika kita melakukan zoom pada lensa maka secara otomatis angka diafragma juga akan menyesuaikan. Pergeseran angka diafragma pada lensa seperti ini juga berlaku untuk diafragma terkecil lensa, misalnya dari yang semula di fl 18mm diafragma terkecilnya adalah f/22, maka di fl 55mm diafragma terkecilnya bergeser ke f/32.
Contoh ketiga adalah lensa 12-24mm f/4 yang tentu saja berarti diafragma lensa tersebut adalah fix meskipun lensanya adalah lensa zoom. Di fl 12mm diafragma terbesar yang dapat digunakan adalah f/4 dan di fl 24mm diafragma terbesar yang dapat digunakan adalah juga f/4. Lensa-lensa dengan diafragma yang fix umumnya memiliki harga yang lebih mahal daripada lensa-lensa dengan diafragma yang non fix.

Autofocus & Manual Focus
Jaman dahulu semua lensa memiliki fokus manual, dengan kata lain sang fotografer harus lihai membidik objek dan menggerakkan jarinya di sekitar lensa untuk melakukan proses fokus secara manual. Saat ini hampir semua lensa memiliki fasilitas autofocus atau dapat melakukan fokus secara otomatis. Cukup dengan menekan tombol shutter 1/2.
Tapi apakah setiap saat autofocus diperlukan? Jawabnya hampir! Tetapi tidak semua, dalam beberapa kasus autofocus tidak lebih bisa diandalkan dibandingkan fokus manual. Misalnya untuk pemotretan makro dan penggunaan teknik hyperfocal pada pemotretan landscape.
Untuk itu, saat ini hampir setiap lensa yang memiliki fasilitas autofocus juga dapat disetel secara manual focus. Dan untuk beberapa lensa papan atas memiliki fasilitas full manual focus yang berarti meskipun telah dilakukan autofocus, tetapi kita tetap dapat memutar ring fokus untuk mendapatkan hasil sempurna tanpa harus merubah seting lensa ke manual focus.
Catatan, pada merk dan tipe tertentu, pengaturan fokus terdapat di bodi kamera

Focus Distance
Sangat mudah dipahami dan diartikan tapi percaya atau tidak yang satu ini sangat jarang diperhatikan, apalagi untuk fotografer nyubi. Focus distance merupakan jarak antara fotografer dengan objek yang diputuskan berada di titik fokus pada saat kita menekan tombol shutter 1/2 sampai terdengar bunyi ‘tidit’. Satuan jarak yang terdapat di lensa umumnya dalam meter (m) dan kaki (feet/ft).
Pada beberapa lensa tidak terdapat angka yang mencantumkan jarak tersebut. Jarak ini menjadi penting jika kita menggunakan teknik hyperfocal pada pemotretan landscape.

Focus Distance Limiter
Saat kita sudah mahir melakukan fokus khususnya secara manual, kita akan lebih mudah memahami jarak objek yang akan difokuskan. Dengan demikian kita juga akan lebih pandai memperkirakan jarak fokus dari objek yang ada di hadapan kita. Pada saat itulah fasilitas focus distance limiter menjadi penting untuk membantu kita. Fasilitas ini bertujuan mempersingkat fokus dengan cara membatasi jarak yang akan difokus oleh lensa kita
Sebagai contoh kita memilih focus limiter di 0.3-0.5m, ini berarti autofocus akan melakukan fokus terhadap objek yang berada pada jarak 0.3-0.5m saja. Di luar jarak itu lensa tidak akan melakukan fokus karena telah dibatasi jarak fokusnya. Jika kita sudah mengetahui jarak kita dengan objek tidak akan sampai melebihi 0.5m, maka fasilitas ini sebaiknya dinyalakan. Sebab lensa tidak akan membuang waktu untuk mencari objek yang posisinya lebih jauh dari 0.5m.
Umumnya fasilitas ini terdapat di lensa-lensa tele dan lensa makro.

Stabilizer
Teknologi semakin berkembang dan fotografer semakin dimanjakan dengan fasilitas-fasilitas mutakhir seperti stabilizer. Fasilitas ini mampu meredam getaran atau goncangan yang diakibatkan oleh tangan kita ketika memotret akibat menggunakan speed yang rendah seperti 1/30” dan 1/15”.
Fasilitas ini mampu mengkompensasi getaran 3 - 4 stop dari normal. Misalnya kita terbiasa memotret di speed yang minimal 1/60”, dengan fasilitas ini kita dapat menurunkan speed hingga 1/15” jika keadaan memaksa untuk melakukannya. Tapi jangan khawatir hasilnya tidak fokus karena stabilizer akan membantu.
Fasilitas ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap merk. Sebagai contoh, Nikon menamakannya VR (Vibration Reduction), Canon menamakannya IS (Image Stabilizer), Tamron menamakannya VC (Vibration Compensation). Setiap istilah tersebut memiliki maksud yang sama.
Fasilitas ini sangat baik untuk membantu meredam getaran tangan, tetapi dalam kondisi tanpa getaran seperti menggunakan tripod atau meletakkan kamera di tas meja, stabilizer tidak dapat memberikan hasil terbaik. Oleh karena itu, matikan stabilizer jika menggunakan tripod atau meletakkan kamera di atas meja.

Magnifikasi (warna kuning)
Magnification
Magnifikasi saya definisikan sebagai kemampuan lensa untuk dapat melakukan fokus terhadap benda-benda khususnya yang berukuran kecil. Tidak semua lensa ‘mencatatkan’ kemampuan magnifikasinya. Umumnya lensa makro yang memberikan informasi tentang magnifikasi
Kemampuan magnifikasi setiap lensa makro umumnya terbagi dua, yaitu 1:1 atau 1:2 yang berarti lensa itu dapat memotret sesuai dengan ukuran aslinya (1:1) atau setengah dari ukuran aslinya (1:2) di dalam sensor kamera. Lebih lanjut kita bahas di bagian ‘lensa makro’.

Lens Hood
Lens hood adalah sebuah alat yang berfungsi mengurangi biasan cahaya yang liar yang masuk ke lensa. Dengan adanya lenshood, gambar akan menjadi lebih jernih jika sinar dari luar terlalu keras. Tidak semua lensa mendapatkan alat ini pada saat pembeliannya. Lensa premium umumnya sudah dilengkapi dengan alat ini.

Tripod Collar
lenshood & tripod collar
Sebuah alat yang di pasang di badan lensa, umumnya lensa tele. Alat ini digunakan sebagai tumpuan ketika kamera dengan lensa tele (yang berat) dipasang di atas tripod.
Dengan menggunakan tripod collar, pondasi kamera lebih kuat dan stabil. Jika menggunakan lensa tele dan menggunakan tripod mounting di bawah bodi kamera, dengan ukuran lensa yang besar dan berat maka beban dapat bertumpu pada mounting lensa di bodi dan menyebabkan kerusakan. Gunakan tripod collar untuk menopang kamera jika menggunakan lensa tele berukuran besar.