Faktor Kamera dan Dukungannya

Selain megapixel, ada beberapa lagi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih tipe kamera. Antara lain sebagai berikut:

ISO
ISO dial
ISO kependekan dari International Organization for Stadardization (mestinya IOS ya?!) adalah tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi angkanya semakin sensitif sehingga dapat mengambil foto di area yang cukup gelap. Tapi sebagai kompensasinya, kita harus mengorbankan foto yang kurang jernih akibat noise pada ISO tinggi. ISO yang rendah memiliki kualitas foto yang lebih baik dan warna yang lebih keluar. Karena itu setiap memotret, saya lebih memilih untuk menggunakan ISO sebisa mungkin yang paling rendah, biasanya ISO 100
Tidak semua kamera SLR memiliki ISO terendah 100. Pada kamera SLR kelas entry level beberapa tidak memiliki ISO 100, dan ISO yang paling rendah adalah ISO 200. Hasil fotonya tidak terlalu jauh berbeda, tetapi jika ada ISO 100 akan lebih baik.
Pembahasan mengenai ISO akan saya ulas di artikel-artikel berikutnya.

Hot Shoe
Hotshoe universal (kiri) dan Sony (kanan)
Sekian lama kamera diproduksi, hot shoe atau tempat untuk memasang lampu flash (blitz) kebanyakan bentuknya adalah universal. Tapi saat ini, merk Sony satu-satunya yang memiliki bentuk hot shoe yang berbeda. Bentuknya 'berlawanan' atau 'kebalikan' dengan merk lain. Mengapa hal ini penting untuk dijadikan pertimbangan? Jika saya memerlukan lampu flash namun tidak membawanya, saya bisa saja menggunakan flash milik teman saya yang menggunakan merk lain. Memang beberapa fitur otomatis pasti hilang, tapi paling tidak flash bisa diatur secara manual dan bisa digunakan. Tapi jika hot shoenya berbeda, maka ceritanya akan berbeda pula :)
Meskipun demikian, Sony juga menyediakan aksesoris flashnya dengan lengkap.Pihak ketiga juga sudah ada yang memproduksi adaptor untuk mengkonversi flash dengan hot shoe universal agar bisa dipasang di kamera Sony.

Koleksi Lensa dan Flash
Koleksi lensa
Setiap merk tentu memproduksi aksesoris untuk kamera keluarannya. Tapi apakah tersedia banyak di negara kita? Tidak semua! Kelengkapan koleksi tersebut dapat kita lihat dengan mudah cukup dengan mengunjungi beberapa website toko penjual kamera. Lihat di bagian akesorisnya dan kita bisa menilai apakah merk tersebut tersedia cukup banyak atau tidak.
Selain aksesoris keluaran merk pabrikan kamera, beberapa merk pihak ketiga juga menyediakan lensa untuk Nikon, Canon dan Sony dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe lensa sejenis di merk pabrikan. Kualitasnya juga bagus, bahkan merk pihak ketiga juga ada yang menjadi lensa terbaik untuk kategori foto tertentu. Jika tertarik dengan merk pihak ketiga, pastikan untuk melihat ulasannya terlebih dahulu sebelum membeli. Hal yang sama juga harus dilakukan jika hendak membeli  merk pabrikan.

Sensor Fullframe VS APS-C
Fullframe (kiri) dan APS-C (kanan)
Sebetulnya mengenai sensor bisa diabaikan karena menyangkut rentang harga yang cukup besar antara kedua sensor tersebut. Saya akan ulas sedikit mengenai sensor untuk sekedar pengetahuan saja, selebihnya akan saya ulas di artikel berikutnya.
Sensor APS-C (Andavance Photo System "Classic") memiliki penampang yang lebih kecil dari sensor fullframe, yaitu sekitar 1.6x lebih kecil. Hal ini mengakibatkan hasil foto yang ter-'crop' sebagian, atau dengan kata lain biasa disebut crop factor 1.6x.
Baik sensor APS-C maupun fullframe, masing-masing memiliki keunggulan. Dan bukan berarti sensor fullframe lebih baik dalam semua hal, dalam beberapa hal sensor APS-C lebih baik.
Untuk fotografer nyubi, saya sarankan untuk tidak terlalu pusing tentang hal ini dan membeli kamera dengan sensor APS-C saja karena harga sebuah kamera dengan sensor fullframe jauh lebih mahal. Kecuali memiliki dana yang tak terbatas :p

sumber foto:
http://a.img-dpreview.com/reviews/canong7/page2.asp
http://www.cameralabs.com/reviews/Nikkor_kit_lens_group_test/